Di tengah tantangan global yang terus berkembang, desain kini tidak hanya berperan dalam menciptakan estetika, tetapi juga menjadi solusi strategis untuk permasalahan manusia. Melalui program Master of Design (MDS) BINUS, pendekatan Design Thinking menjadi fondasi utama untuk menghasilkan desain yang relevan, inovatif, dan berdampak luas. Dalam kerangka ini, manusia diposisikan sebagai subjek sekaligus objek, menjadikan riset berbasis manusia (human-centered Approach) sebagai kunci utama dalam setiap tahapan desain. Manusia adalah subjek dan objek dari kreativitas, desain dan seni, serta merupakan pusat dari kehidupan sosial dan spiritual.

Manusia sebagai SUBJEK – Design Thinking (Tim Brown)

Design Thinking adalah metodologi pemecahan masalah yang berfokus pada pemahaman kebutuhan pengguna, menantang asumsi, dan menghasilkan solusi kreatif melalui pendekatan yang berpusat pada manusia. Bisa dikatakan dalam riset atau karya desain dapat menjadi solusi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan.

Peran manusia Sebagai Subjek – Manusia menjadi penggerak utama proses desain. Dengan pendekatan empati, desainer mendalami kebutuhan, perilaku, dan aspirasi pengguna untuk menciptakan solusi yang relevan. Berikut ini adalah tahapan untuk proses design thinking:

Proses ini memastikan desain tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis tetapi juga memberikan pengalaman yang optimal bagi pengguna.

Manusia sebagai OBJEK- Emotional Design (Norman, 2004)

Manusia Sebagai Objek – Manusia adalah penerima manfaat akhir dari desain. Hasil desain harus memberikan pengalaman yang bermakna dan mampu meningkatkan kualitas hidup pengguna, baik dalam aspek fungsional maupun emosional.

Dalam buku yang diutarakan oleh Norman: Emotional Design – Why We love (or Hate) Everyday Things. Dapat dijelaskan level emosi individu terdiri dari level visceral, behavioral dan reflective. Dalam level visceral, individu mengalami proses emosi ketertarikan terhadap objek berdasarkan inderawi apa yang dilihat, dirasakan dan didengar. Level behavioral manusia memerlukan objek desain yang dapat digunakan dalam kebiasaan pada kegunaan dan fungsi. Reflective level terkait dengan nilai dahulu, sekarang dan masa yang akan datang yang didapatkan oleh individu.

Melalui MDS BINUS, mahasiswa diajak untuk memahami interaksi antara manusia, teknologi, dan budaya dalam menciptakan desain yang berbasis nilai-nilai lokal sekaligus berorientasi global. 

Relevansi Riset dalam Program MDS BINUS

Riset menjadi tulang punggung dalam setiap proses desain yang diajarkan di MDS BINUS. Mahasiswa dilatih untuk melakukan riset lintas disiplin yang mengintegrasikan budaya, teknologi, dan bisnis. Beberapa aspek penting riset yang menjadi fokus dalam program ini antara lain:

  • Riset Berbasis Manusia: Menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk memahami kebutuhan pengguna secara mendalam.
  • Riset Desain Inovatif: Mengeksplorasi teknologi terkini. Contoh; augmented reality, kecerdasan buatan, dan smart city untuk menciptakan solusi yang relevan dengan tantangan masa kini.
  • Riset Kontekstual Budaya: Memahami nilai-nilai budaya lokal untuk menciptakan desain yang memiliki relevansi dengan konteks Nusantara dan global.

MDS BINUS: Kolaborasi Riset dan Praktik untuk Inovasi Desain

Program Master of Design BINUS mengintegrasikan riset akademik dengan praktik industri untuk menghasilkan solusi desain yang berdampak. Mahasiswa diajak untuk berkolaborasi dengan mitra industri, pemerintah, dan komunitas dalam proyek-proyek nyata yang berbasis riset. Beberapa keunggulan program MDS BINUS dalam relevansi riset adalah:

  • Proyek Kolaborasi Multidisiplin: Mahasiswa bekerja sama dengan berbagai disiplin ilmu untuk menciptakan solusi desain yang komprehensif.
  • Fokus pada Desain Berkelanjutan: Riset mendalam dilakukan untuk menciptakan desain yang mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainability).
  • Integrasi Teknologi dan Budaya: Mahasiswa melakukan eksplorasi teknologi terkini dengan tetap memprioritaskan nilai-nilai budaya Nusantara.

 Kesimpulan

Desain yang baik selalu berakar pada riset yang mendalam, di mana manusia menjadi pusat dari setiap proses inovasi. Di Master of Design BINUS, mahasiswa tidak hanya diajarkan untuk menciptakan desain yang menarik, tetapi juga untuk menghasilkan solusi yang bermakna dan berdampak positif bagi masyarakat. Dengan mengintegrasikan Design Thinking dan riset berbasis manusia, lulusan MDS BINUS siap menjadi pemimpin desain masa depan yang mampu menjawab tantangan global tanpa melupakan akar budaya lokal.

Bergabunglah dengan Master of Design BINUS dan jadilah bagian dari generasi desainer yang inovatif dan humanis, yang menempatkan manusia sebagai subjek dan objek utama dalam setiap karyanya!