Jakarta, 5 Oktober 2024 – Enrichment class bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan mahasiswa, sehingga dapat melengkapi kekurangan dalam pengetahuan yang diperlukan untuk pengembangan tesis mereka. Pada kesempatan ini, Master of Design BINUS mengundang Dr. Lucky Wijayanti, seorang dosen dari Program Studi Kriya di Institut Kesenian Jakarta. Dr. Lucky memiliki keahlian dalam pengembangan studi dan karya tekstil dengan pendekatan interdisiplin budaya, khususnya dalam konteks pemberdayaan perempuan.

Materi yang disampaikan berfokus pada Wastra Perempuan Sasak dengan tema: Perempuan Sasak dalam Ekspresi Visual (Perempuan sebagai Penyangga Keluarga, Penjaga Tradisi, dan Pelaku Seni). Wastra Perempuan Sasak merupakan kain tradisional dari suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Kain ini biasanya dikenakan oleh perempuan Sasak dalam berbagai acara adat, upacara keagamaan, dan kegiatan sosial lainnya.

Pembuatan wastra Sasak menggunakan teknik tenun tradisional yang diwariskan turun-temurun. Kain ini ditenun dengan alat tenun sederhana yang disebut gedogan, di mana prosesnya dilakukan dalam posisi duduk.

Motif pada wastra Sasak memiliki keunikan tersendiri dan kaya akan makna budaya serta filosofi yang dalam. Beberapa motif umum di antaranya adalah motif Subahnale, yang dihiasi pola-pola geometris dan warna-warna cerah yang mencerminkan keindahan alam dan kepercayaan masyarakat Sasak. Selain itu, terdapat motif Ragi Genap yang melambangkan kemakmuran dan kesuburan, sehingga sering dikenakan dalam acara pernikahan dan upacara adat.

Warna-warna dalam wastra Sasak biasanya diperoleh dari bahan-bahan alami, seperti daun, akar, dan buah-buahan, yang memberikan kesan estetika sekaligus keberlanjutan. Proses pembuatannya membutuhkan ketekunan dan keterampilan khusus, menjadikan wastra perempuan Sasak lebih dari sekadar kain, melainkan sebuah warisan budaya yang berharga tinggi.

Dalam pemaparannya, Dr. Lucky mengungkapkan pentingnya karya-karya terdahulu sebagai referensi dasar yang kemudian dikembangkan melalui tinjauan konseptual mengenai penciptaan, budaya masyarakat, dan peran perempuan Sasak. Proses ini mencakup kajian mendalam tentang peran perempuan Sasak dalam konteks sebagai penyangga keluarga, penjaga tradisi, dan pelaku seni, serta menjalin relasi antara aspek visual dan estetika dalam karya.

Pendekatan ini menghasilkan karya-karya baru yang memperlihatkan hubungan antara artefak budaya dengan representasi perempuan Sasak. Melalui proses kreatif ini, terciptalah karya-karya yang luar biasa, di mana setiap elemen visual dan estetika di dalamnya mencerminkan peran perempuan Sasak sebagai penjaga nilai-nilai budaya dan tradisi: