Desain Keberlanjutan: Menyatukan Aspek Sosial, Lingkungan, dan Ekonomi
Saat ini, dunia—termasuk Indonesia—menghadapi berbagai permasalahan serius yang memerlukan penanganan segera dan optimal. Upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan tantangan-tantangan tersebut telah dirumuskan dalam bentuk 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Tujuan-tujuan ini mencakup berbagai aspek kehidupan global dan diklasifikasikan secara visual melalui serangkaian ikon yang mewakili masing-masing isu utama:
Pendekatan umum yang digunakan dalam dunia desain untuk mewujudkan keberlanjutan dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Konsep ini menekankan pentingnya keseimbangan antara tiga aspek utama: lingkungan (planet), sosial (people), dan ekonomi (profit). Untuk mengarahkan implementasi TBL dalam praktik desain, dikenal dua model utama yang sering digunakan, yaitu Model Overlapping Spheres dan Model Nested Spheres. Berikut ini merupakan visualisasi dan penjelasan dari kedua model tersebut yang menggambarkan bagaimana ketiga aspek saling berhubungan dan membentuk dasar pemikiran dalam desain berkelanjutan.
Model Overlapping Spheres dalam konsep Triple Bottom Line (TBL) adalah pendekatan yang menggambarkan tiga pilar utama keberlanjutan—lingkungan (planet), masyarakat (people), dan ekonomi (profit)—sebagai tiga lingkaran yang saling tumpang tindih. Model ini menunjukkan bahwa ketiga aspek tersebut memiliki peran yang sama penting dan saling bergantung satu sama lain. Titik temu dari ketiga lingkaran tersebut dianggap sebagai area ideal keberlanjutan, di mana keputusan atau kebijakan yang diambil mempertimbangkan dampak secara lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang. Pendekatan ini menekankan bahwa keberlanjutan tidak hanya soal menjaga lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berbeda dari Model Nested Spheres yang menempatkan lingkungan sebagai fondasi utama, Overlapping Spheres Model memperlakukan ketiga pilar secara sejajar, menjadikannya model yang populer dalam praktik bisnis dan kebijakan publik yang mencari solusi “win-win-win” di antara ketiganya.
The Nested Spheres Model TBL, Model Nested Spheres adalah pendekatan visual dalam konsep Triple Bottom Line (TBL) yang menggambarkan keterkaitan hierarkis antara tiga pilar utama keberlanjutan: lingkungan (planet), masyarakat (people), dan ekonomi (profit). Dalam model ini, ekonomi berada di dalam masyarakat, dan masyarakat berada di dalam lingkungan. Artinya, sistem ekonomi hanya dapat berfungsi jika masyarakat mendukungnya, dan masyarakat hanya dapat bertahan jika lingkungan tempat mereka hidup tetap lestari. Model ini menegaskan bahwa lingkungan adalah fondasi utama dari keberlanjutan; tanpa lingkungan yang sehat, tidak mungkin membangun masyarakat yang stabil, dan tanpa masyarakat yang stabil, sistem ekonomi tidak dapat berjalan. Berbeda dari model diagram Venn yang menyamakan posisi ketiga pilar, Nested Spheres menunjukkan bahwa keberlanjutan sejati harus dimulai dari perlindungan lingkungan, kemudian membangun struktur sosial yang adil, baru kemudian menciptakan sistem ekonomi yang berkelanjutan. Pendekatan ini banyak digunakan dalam desain, perencanaan kebijakan, dan pengembangan strategis untuk memastikan pembangunan yang benar-benar berkelanjutan dari hulu ke hilir.
Comments :