Master Class: Revive, Reuse, Sustain – Rethinking Design for a Regenerative Future
17 Mei 2025, Master of Design menyelenggarakan sharing session dengan tema Desain for Sustainability dengan judul : Master Class: Revive, Reuse, Sustain – Rethinking Design for a Regenerative Future. Materi disampaikan oleh Dr. Ade A. Sari Fajarwati, S.Sn, M.Sn. selaku seorang Adaptive Reused Design Researcher yang aktif dalam bidang desain sustainablity.
Materi yang disampaikan dimulai dengan latar belakang desain berkembang melalui perjalanan sejarah, ruang dan waktu, permasalahannya bagaimana menghasilkan suatu desain tanpa merusak bumi. Kondisi dunia saat ini terjadi perubahan signifikan terhadap iklim, material yang dibutuhkan, yang mendorong perubahan paradigma dalam berpikir kreatif sehingga menghasilkan karya yang juga menjadi desain berkelanjutan.
Seorang Designer bukan cuma seorang Maker tapi Thinker, design tidak lagi cukup pada “green design” – desain harus rethinking pada prinsip keberlanjutan diintegrasikan secara menyeluruh dalam proses kreatif, produksi, hingga konsumsi. karena itu startegi yang bisa digunakan dalam desain: Revive – Reuse – Sustain.
Revive: Menghidupkan kembali warisan lokal sebagai sumber daya untuk inovasi desain dan memperkuat keberlanjutan sosial budaya. Strategi ini mengintegrasikan nilai-nilai lokal, pengetahuan tradisional, dan materi / teknik warisan ke dalam praktik desain kontemporer.
Reuse: Memanfaatkan dan memaknai kembali barang-barang yang sudah ada agar dapat digunakan ulang dengan fungsi yang sama atau berbeda. Konsep ini tidak hanya berfokus pada penggunaan ulang secara praktis, tetapi juga menekankan nilai estetika, emosional, dan budaya dari suatu objek. Dalam praktiknya, reuse mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya, misalnya dengan mengubah pakaian lama menjadi aksesori baru, atau menggunakan kembali kemasan untuk keperluan rumah tangga. Dengan demikian, reuse menjadi bagian penting dari gaya hidup berkelanjutan yang mengurangi limbah dan memperpanjang siklus hidup suatu produk.
Sustain: Desain yang memulihkan Bumi melalui pendekatan yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan berempati terhadap lingkungan serta kehidupan masa depan. Prinsip sustain dalam desain tidak hanya berfokus pada mengurangi dampak negatif terhadap alam, tetapi juga berupaya secara aktif memperbaiki dan memulihkan ekosistem yang telah rusak. Hal ini dapat diwujudkan melalui pemilihan material ramah lingkungan, efisiensi energi, desain modular, produksi lokal, serta mempertimbangkan siklus hidup produk dari awal hingga akhir. Desain yang sustain menggabungkan inovasi, kearifan lokal, dan etika keberlanjutan untuk menciptakan solusi yang tidak hanya indah dan fungsional, tetapi juga memiliki dampak positif jangka panjang bagi Bumi dan seluruh penghuninya.
Dengan demikian, seorang desainer berperan sebagai agen perubahan melalui proses kreatif yang mempertimbangkan tiga prinsip utama: reuse, sustain, dan revive. Untuk mencapai pemahaman dan penerapan yang utuh terhadap desain berkelanjutan, terdapat sejumlah pertanyaan mendasar yang perlu dijawab oleh seorang desainer:
-
Material: Apakah bahan yang digunakan bersumber dari lokal dan berkelanjutan?
-
Nilai: Apakah desain mencerminkan kekayaan budaya lokal?
-
Teknik: Apakah metode tradisional dihidupkan kembali dalam proses produksi?
-
Komunitas: Siapa saja yang dilibatkan dalam proses desain dan produksi?
-
Narasi: Apakah terdapat makna dan cerita yang berakar pada konteks lokal?
Program Magister Desain BINUS hadir sebagai wadah pembelajaran dan pengembangan bagi para calon desainer yang ingin mendalami dan menerapkan prinsip-prinsip desain berkelanjutan dalam konteks bisnis. Melalui kurikulum yang mengintegrasikan desain, teknologi, budaya, dan keberlanjutan, program ini membekali peserta didik untuk menjadi desainer yang tidak hanya inovatif, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.
Comments :